Wall Street Membuka Pintu untuk XRP Sementara Awan Regulasi Masih Menghantui
Bursa Berjangka Chicago (CME), salah satu platform derivatif keuangan terbesar di dunia, akan meluncurkan futures XRP pada 19 Mei. Ini menandai pertama kalinya sebuah institusi besar AS mendukung perdagangan futures berbasis XRP — meskipun aset tersebut terlibat dalam sengketa hukum yang berlangsung bertahun-tahun.
Langkah ini memungkinkan investor institusi untuk mendapatkan paparan terhadap pergerakan harga XRP tanpa harus memiliki aset digital tersebut. Ini juga memberikan pedagang kerangka kerja yang diatur untuk melindungi diri dari volatilitas. Keputusan CME ini datang hanya beberapa hari setelah XRP secara singkat mendapatkan kembali level harga $0,53, menarik perhatian baru terhadap peran token dalam jaringan remitansi internasional.
Ripple Labs, perusahaan di balik XRP, masih terjebak dalam pertempuran hukum dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Agensi tersebut menuduh Ripple melakukan penawaran sekuritas yang tidak terdaftar senilai $1,3 miliar. Kasus ini, yang berlangsung sejak 2020, telah menciptakan kebingungan pasar tentang klasifikasi hukum XRP.
Langkah CME Mungkin Membentuk Cara Pengadilan dan Investor Memperlakukan XRP
Para ahli industri menyarankan bahwa proses persetujuan CME melibatkan pemeriksaan hukum yang mendalam, termasuk tinjauan kepatuhan oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC). Meskipun CME belum secara publik mengomentari masalah hukum Ripple, orang dalam percaya bahwa perusahaan mengantisipasi kejelasan regulasi di masa depan.
Peluncuran ini menandai perubahan dalam cara investor institusional memandang XRP — dari kewajiban hukum menjadi instrumen yang dapat diperdagangkan. Jika kontrak berjangka mendapatkan daya tarik, mereka dapat meningkatkan legitimasi XRP di kalangan bank, hedge fund, dan manajer aset.
Tim hukum Ripple juga dapat menggunakan peristiwa ini di pengadilan sebagai bukti tidak langsung bahwa XRP berfungsi lebih sebagai komoditas daripada sekuritas. Kontrak berjangka biasanya berada di bawah pengawasan CFTC, bukan SEC. Perbedaan dalam klasifikasi ini dapat memicu argumen bahwa standar hukum saat ini kurang jelas.
Para ahli juga memperingatkan tentang lonjakan volatilitas. Para trader mungkin menggunakan posisi XRP yang terleverase melalui CME, memperbesar ayunan harga jangka pendek. Ini bisa menyebabkan lebih banyak spekulasi daripada investasi jangka panjang kecuali permintaan yang mendasarinya menguat.
Namun, peluncuran ini mengirimkan sinyal: pasar kripto institusional semakin matang di luar Bitcoin dan Ethereum. XRP bergabung dengan daftar terbatas aset yang dianggap layak dalam produk keuangan formal, terlepas dari litigasi.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Futures XRP CME Siapkan Panggung untuk Masuknya Wall Street Meski Ada Ketidakpastian Hukum Ripple
Wall Street Membuka Pintu untuk XRP Sementara Awan Regulasi Masih Menghantui
Bursa Berjangka Chicago (CME), salah satu platform derivatif keuangan terbesar di dunia, akan meluncurkan futures XRP pada 19 Mei. Ini menandai pertama kalinya sebuah institusi besar AS mendukung perdagangan futures berbasis XRP — meskipun aset tersebut terlibat dalam sengketa hukum yang berlangsung bertahun-tahun.
Langkah ini memungkinkan investor institusi untuk mendapatkan paparan terhadap pergerakan harga XRP tanpa harus memiliki aset digital tersebut. Ini juga memberikan pedagang kerangka kerja yang diatur untuk melindungi diri dari volatilitas. Keputusan CME ini datang hanya beberapa hari setelah XRP secara singkat mendapatkan kembali level harga $0,53, menarik perhatian baru terhadap peran token dalam jaringan remitansi internasional.
Ripple Labs, perusahaan di balik XRP, masih terjebak dalam pertempuran hukum dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Agensi tersebut menuduh Ripple melakukan penawaran sekuritas yang tidak terdaftar senilai $1,3 miliar. Kasus ini, yang berlangsung sejak 2020, telah menciptakan kebingungan pasar tentang klasifikasi hukum XRP.
Langkah CME Mungkin Membentuk Cara Pengadilan dan Investor Memperlakukan XRP
Para ahli industri menyarankan bahwa proses persetujuan CME melibatkan pemeriksaan hukum yang mendalam, termasuk tinjauan kepatuhan oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC). Meskipun CME belum secara publik mengomentari masalah hukum Ripple, orang dalam percaya bahwa perusahaan mengantisipasi kejelasan regulasi di masa depan.
Peluncuran ini menandai perubahan dalam cara investor institusional memandang XRP — dari kewajiban hukum menjadi instrumen yang dapat diperdagangkan. Jika kontrak berjangka mendapatkan daya tarik, mereka dapat meningkatkan legitimasi XRP di kalangan bank, hedge fund, dan manajer aset.
Tim hukum Ripple juga dapat menggunakan peristiwa ini di pengadilan sebagai bukti tidak langsung bahwa XRP berfungsi lebih sebagai komoditas daripada sekuritas. Kontrak berjangka biasanya berada di bawah pengawasan CFTC, bukan SEC. Perbedaan dalam klasifikasi ini dapat memicu argumen bahwa standar hukum saat ini kurang jelas.
Para ahli juga memperingatkan tentang lonjakan volatilitas. Para trader mungkin menggunakan posisi XRP yang terleverase melalui CME, memperbesar ayunan harga jangka pendek. Ini bisa menyebabkan lebih banyak spekulasi daripada investasi jangka panjang kecuali permintaan yang mendasarinya menguat.
Namun, peluncuran ini mengirimkan sinyal: pasar kripto institusional semakin matang di luar Bitcoin dan Ethereum. XRP bergabung dengan daftar terbatas aset yang dianggap layak dalam produk keuangan formal, terlepas dari litigasi.